Tampilkan postingan dengan label Dunia Kampus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Kampus. Tampilkan semua postingan

Skripsi Dan Cinta



Namanya juga mahasiswa akhir, deritanya tiada akhir. Kayaknya itu yang cocok untuk keadaan saya sekarang ini. Serangan demi serangan bertubi-tubi menghampiri saya. Dari teman sejurusan, junior, adik-adik di pesantren dan yang tak kalah hebatnya dari orang tua. Kapan selesai Nak, Kak, Dek, kaka, bro....??? Namun, sekali lagi mahasiswa akhir itu bukan berarti tidak tau apa-apa loh, di balik serangan-serangan yang dilancarkan, saya dan mahasiswa akhir lainnya sangat jago menangkis serangan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan sebuah jurus yang disebut dengan ngeles. hehehe...

Saya adalah tipe orang yang hanya bisa fokus dalam satu hal saja (memang ada yah, yang bisa fokus sama beberapa hal? bukan fokus itu namanya) hehehe. Kalau saya mengurus suatu hal, saya sangat susah menyelesaikan yang lain. Contohnya sekarang, saya fokus mengerjakan skripsi, jadi maaf yah, buat Mama, Bapak, Adik, Kakak, Om, Tante, Kakek, Nenek dan semuanya jika ketika kalian menyuruh saya sesuatu lantas hasilnya tidak memuaskan. Itu karena saya fokus sama skripsi. Minta maaf kalau ketika kalian suruh saya beli pulsa 10 ribu dan hanya 5 ribu yang sampai, itu karena saya lagi fokus skripsi. dan minta maaf kalau sekiranya saya pernah pinjam uang kalian lantas saya tidak bayar, yah itu pun karena saya fokus sama skripsi saya. *selamat deh..!!

Pengalaman sudah membuktikan bahwa saya tidak bisa fokus dalam beberapa hal, terutama mengenai Cinta. Pada zaman dahulu kala (kesannya di waktu yang lama sekali) ketika saya masih MABA (Mahasiswa Basi), saya mencoba menarik hati senior saya. Karena saat itu banyak kegiatan, tugas dan aktivitas-aktivitas lain yang tidak bisa ditinggalkan, entah mengapa senior tersebut mulai terlihat cuek dan perlahan-lahan menjauhi saya. Semakin kukejar semakin dia jauh, tak pernah letih tuk dapatkanmu, terus berlari namun kutakut terjatuh lagi... *lah, malah nyanyi....!! Yah, jauh lalu meninggalkan Mahasiswa Basi ini. Di situ saya tidak terima, di manakah janjimu dulu yang bilang kalau "Love Is Commitment" itu? Segala macam usaha saya tempuh demi mengembalikan kedekatan itu agar saya tahu apa di balik semua ini. Ternyata eh ternyata ada kambing jantan {eh, maaf bang radith, pakai istilahnya) yang sudah meracuni otaknya untuk perlahan menjauhi saya. *sungguh tragis...

Bagi seorang pria, Sakit hati itu pengalaman.... *asikkk.

Sejak itu, semua tugas-tugas yang diberikan tak ada satupun yang selesai, semuanya terabaikan, apakah ini karena sakit hati saya?? Oh bukan, ternyata karena laptop ku rusak pemirsa.. Hehehe..!! Mulai saat itu saya lebih sering main dan kadang bolos kuliah, saya berniat mewarnai rambut saya, namun tak ada biaya, jadi terpaksa saya kuncir saja, dan yang lebih parahnya lagi, IPK saya anjlok drastis yang tadinya 3, 75 anjlok menjadi 3.87.

Yah, itulah pengalaman. Saya tidak akan pernah menyesali kesalahan yang pernah saya lakukan karena dengan kesalahan tersebut saya bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan lagi sebelum muncul kesalahan-kesalahan yang baru yang lebih salah. (jadi judulnya, KESALAHAN).

Sekarang, lihatlah saya. Saya sudah menginjak semester 8. sedikit lagi mencapai semester 9, Appaahhh??? Kalau hanya memikirkan cinta saja, kapan selesainya skripsi saya. Tapi, sebaliknya juga yah, kalau kerja skripsi melulu, kapan bisa fokus dengan cinta...?? Yah, kau betul sekali kawan. Selesaikan skripsi secepatnya, lalu saya bisa fokus ke hal lain yang lebih baik lagi. Misalnya fokus cari cicilan Jas hitam, kemeja putih dan celana kain hitam untuk persiapan ujian hasil nanti. hehe, bukan karena tak ada uang, tapi persoalan cicil mencicil, itu sudah jadi tren sekarang, jadi saya bermaksud untuk ikut tren, bukan tidak ada uang yah....!!!

Oke fix...!! Skripsi sementara berjalan, urusan cinta tak dihiraukan dulu karena tidak ada juga yang mau. Daripada ketidak lakuan ini kelihatan mending fokus skripsi saja... Yah, Yah, Yah..!!

Buat teman-teman semangat yah, perjuangan masih panjang... Terus gapai cita-citamu. Sebagaiamana dalam sebuah riwayat, Gapailah cita-citamu dari ayunan sampai liang lahat.. *eh salah yah...!!


Pelajaran yang bisa diambil : Cicil mencicil itu sudah jadi tren di masyarakat indonesia.

Skripsi Itu (tak) Gampang





Akhir-akhir ini, saya mendapatkan sebuah predikat baru dalam dunia per-campus-an. Sebuah predikat yang tak bisa saya lupakan. Bagaimana tidak?? Pasalnya predikat tersebut adalah predikat yang sangat sakral di kehidupan kampus. Yah, berpredikat sebagai Mahasiswa Akhir di kampus adalah sebuah keadaan yang kadang membuat kita bangga, namun lebih sering membuat kita galau. Bangga, karena kita sudah memasuki saat-saat menjadi seorang raja di kampus. Tak ada lagi senior, tak ada lagi yang perlu ditakuti, dan tak ada lagi kepura-puraan dalam menghormati. Namun, tidak mesti berbangga terus-menerus. Dijamin, dalam semester ini rasa Galau akan terus menyerang. Pasalnya, ada sebuah pertanyaan yang sangat tidak diharapkan oleh mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir seperti saya ini. "Brooo, kapan selesainya..??".

Pertanyaan tersebut benar-benar sangat mengganggu di pikiran saya. Bagaimana cara menjawabnya dengan keadaan skripsi seperti sekarang ini...?? Hahaha... Kadang saya tersenyum sendiri ketika mendengar pertanyaan tersebut ditanyakan oleh junior-junior ataupun keluarga terdekat saya. Rasanya menggelikan, namun kadang juga membuat emosi. Ya iyalah, kalau ditanyakan terus menerus kan bikin kita tak bisa menahan diri.

Tetapi, setelah belajar banyak dari senior-senior di atas saya, saya mulai tahu jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan sekejam itu. Kalau nanti ada yang nanya ke saya "Kak, kapan selesainya", yah bilang saja, secepatnya... Hehehe.. Jawaban itu sesuatu banget. Tidak membuat saya terlihat ketakutan ataupun tidak membuat saya terelihat hancur dengan skripsi.

Kalau berbicara tentang skripsi, yang ada di benak kalian para junior-junior pasti masih membayangkan kalau skripsi itu super duper gampang dikerjakan. Yah, saya doakan buat kalian yang bilang begitu, semoga kalian dimudahkan sesuai dengan anggapan kalian itu...

Skripsi itu kalau mau diibaratkan, bagaikan film horror, yang kalau kita nonton sendiri-sendiri kita akan ketakutan setengah mati tetapi menikmatinya, dibanding dengan menontonnya bersama-sama tetapi tidak menikmati film tersebut. Skripsi juga begitu, kalau kita kerja bersama dengan anggota geng kita, maka skripsi tersebut akan terasa mudah namun timbal baliknya ke kita tidak semaksimal jikalau kita kerja skripsi tersebut sendiri dengan usaha dan modal sendiri tanpa bantuan orang lain. Terasa begitu bermanfaat, ketika kita sudah mengetik Daftar Pustakan Skripsi yang kita kerja tanpa bantuan orang lain.

Namun sebenarnya, mengerjakan skripsi itu tidak sesusah di bayangan anda. Kerja skripsi itu sejatinya sangat gampang. Cuma kitanya saja yang malas untuk berusaha. Sok mempublish di sosial media kalau skripsi itu sulit. Padahal kalau kita tekuni dan berusaha keras maka akan gampang dan cepat menyelesaikannya.



Percayalah (nasehat untuk diri saya sendiri), Kamu hanya butuh waktu 3 minggu untuk menyelesaikan skripsi kamu. Bukan 3 bulan, percaya itu....!!

So, buat teman-teman seperjuanganku yang sampai sekrang masih berkutat melawan skripsi atau masih berusaha untuk Seminar Proposal, ayo lebih semangat lagi. Kejar tuh skripsi. Gampang kok...!!!

KKN Itu Sedih Dan Senang Part 1

Sudah sebulan blog ini tak berisi. Yah, sebuah prestasi tersendiri bagi blog ini. Kenapa begitu pemirsa??? Hmmmm... Lokasi KKN yang berda di derah pedesaan membuat aktivitas ngeblog ku akhir-akhir ini tak karuan. Bukan tak karuan, sebenarnya tidak ada sama sekali. Entah semua jaringan yang biasa saya pakai untuk berselancar di dunia maya tiba-tiba menghilang. Sebut saja jaringan 3, yang walaupun saya memiliki kuota sebanyak 5 GB, namun dengan tidak adanya jaringan, kuota sebanyak itu tak berguna sama sekali. Namun, tak usah panjang lebar dengan masalah jaringan tersebut. Intinya, suasana KKN selama sebulan ini telah kulalui dengan tanpa jaringan sehingga postingan untuk bulan maret sama sekali tidak ada alias Nothing...


KKN adalah sebuah program yang ada di setiap kampus. Kuliah Kerja Nyata merupakan sebuah program pengabdian kepada masyarakat. Selama dua bulan kita disimpan di sebuah desa untuk membangun desa tersebut, membuat program-program yang menyentuh para warga, sampai memberikan beberapa sumbangsih pikiran demi kemajuan desa tersebut.

Kebetulan saya ditempatkan di sebuah Desa dengan masyarakat yang cinta akan mahasiswa KKN. Desa Toddotoa namanya. Terletak di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa Provinsi Sul-Sel. Desa yang aman dan damai bagi warganya. Desa yang begitu menyejukkan ketika rindang-rindang pohon mulai menyambut di pagi hari. Sungguh saya beruntung berada di desa ini.

Pertemuan pertama dengan tuan rumah yang kebetulan adalah kepala Desa adalah pertemuan yang begitu menyenangkan. Kami disambut begitu ramah dan begitu perhatian, tampak dengan jamuan makanan serta senyum simpul dari tuan rumah. Hari pertama pun dimulai.

Kami berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari enam perempuan dan empat laki-laki. teman-teman yang baik menurutku pada hari itu. Saya sebutkan namanya saja. Ada Kak Irfan Idris selaku koordinator desa yang merupakan senior saya di pesantren. Ada Hikmah yang juga merupakan teman sepesantren dengan saya, dan saya beruntung karena seposko dengan mereka berdua karena ada kemungkinan kita memiliki satu kesamaan fikiran. Selanjutnya, ada Anti, yang bernama lengkap Nur Jayanti, anak yang manis menurutku. Kemudian ada Arya, Mahasiswi jurusan Teknik Informatika yang harus menjalani sebuah cobaan dalam KKN ini karena sedang mengidap sebuah penyakit yang mengharuskannya tidak dapat menginap di posko. Lalu ada Rani, mahasiswi farmasi yang kayaknya tahu betul mengenai obat-obatan. selanjutnya, ada Dhila, mahasiswi tergemuk yang ada di posko kami, dan mahasiswi yang baru saya tahu kalau dia sudah naik haji. Perempuan terakhir yaitu Suharni, mahasiswi keperawatan yang bermaksud untuk belajar masak selama ,KKN, hehehe.. Dua cowok yang lain yaitu Uchwal, mahasiswa jurusan managemen serta Ihwan Faisal, mahasiswa jurusan Ilmu Hukum.


Harus kuakui, dalam menjalani KKN, tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak cobaan yang harus kita lalui dengan penuh dengan lapang dada. Namun, di balik itu banyak juga kesenangan yang berlalu begitu saja yang melengkapi hidup ber-KKN.

Hal yang paling harus diperhatikan dn dihadapi adalah teman seposko. Sungguh senang rasanya ketika mendapatkan teman seposko yang begitu baik, sopan, kocak dan yang paling penting tidak berlebihan dalam hal apapun. Namun, sungguh derita yang tak kalah hebatnya ketika mendapatkan seorang teman seposko yang penuh egois, susah diajak cerita, sok, dan sebagainya. Itulah, mengapa teman seposkolah yang paling harus kita hadapi ketika KKN ini.

Hmm, kalau berbicara mengenai teman seposko, saya memiliki teman seposko yang berbeda-beda sifat dan wataknya. Yah, walaupun awalnya saya sangat bahagia tinggal seposko dengan mereka, namun seiring berjalannya waktu, sifat-sifat aneh mereka muncul dan saya tak suka. Terlebih lagi seorang teman seposko denganku yang saya sangat tidak suka perlakuannya. Orangnya penuh dengan modus, ia bekerja ketika bapak ataupun Ibu Desa melihatnya, namun aslinya, dia begitu pemalas. Saya sudah mengamatinya berhari-hari selama sebulan. Awalnya saya memang akrab bahkan jadi bestfriend, namun karena sifatnya itu, saya perlahan-lahan mulai menjauh dari dia. Orangnya serba modus, sampai-sampai senyumnya pun penuh dengan modus, sok berbeda dari yang lain padahal semuanya busuk. Kalau mengingat dia, rasanya saya ingin cepat-cepat menyelesaikan KKN ini.

Namun, bukan cuma sedih. di posko pun saya merasakan begitu banyak kesenangan. Dikelilingi oleh anak-anak, mengajar di sekolah serta TPA, main bola dengan warga adalah anugrah yang tidak bisa kudapatkan di kediaman saya. Sehingga hal itu juga yang membuatku betah di desa ini. Justru saya tak rela meninggalkan mereka. Anak-anak desa itu jadi penghibur selama saya KKN.

Namun, memang... KKN itu penuh dengan hal tak terduga.

Biaya KKN Naik Dua Kali Lipat : Ada Maksud Apa Di Balik Itu?

Semester Tujuh sebentar lagi akan berakhir. Yah, banyak di antara teman-teman saya sudah mempersiapkan diri untuk pulang ke kampungnya masing-masing karena libur untuk semester ini kira-kira sekitar satu bulan lebih. Sama halnya dengan teman-teman saya di kelas, saya pun sangat senang ketika kuliah diliburkan. Namun yang menjadi pokok pemikiran saya diujung-ujung semester ganjil ini, tak lain dan tak bukan adalah KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang sebentar lagi akan kujalani, yang merupakan syarat untuk menyeleseaikan studi di kampus ini.


Sekitar beberapa bulan yang lalu, saya sempat menanyakan kepada salah seorang senior saya seputar KKN itu sendiri. Banyak sekali yang saya tanyakan. Mulai dari suasana di sana, orang-orang di sana serta kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan nanti. Dan terakhir saya menanyakan tentang estimasi biaya yang dibayar oleh senior saya itu.

Awalnya, saya mengira Kuliah Kerja Nyata yang disingkat KKN ini adalah sebuah kegiatan yang sudah dibiayai oleh kampus yang di potong dari SPP mahasiswanya. Namun, saya keliru, ternyata setelah senior saya itu menceritakan proram KKN dia waktu tahun lalu, saya pun mengerti sedikit demi sedikit. Dan ketika saya tahu tetang adanya sebuah biaya yang akan dikeluarkan, saya langsung memberi tahukan kepada orang tua saya tentang hal tersebut, dan alhamdulillah mereka berdua merespon dengan sangat baik. Alhamdulillah.

Hari demi hari pun berganti, dan tibalah saatnya sebuah pengumuman aneh bin ajaib yang dikeluarkan oleh pihak kampus mengenai KKN yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Satu per satu pengumuman saya baca. Karena selebaran yang saya baca hanyalah hasil kamera dari teman saya yang diunggah ke akun facebooknya, maka saya download dan membacanya satu per satu. pada poin pertama pengumuman itu, aman-aman saja. Nah ketika saya beranjak ke poin kedua, jejeran angka membuatku kaget, bukan cuma saya yang kaget ternyata teman-teman mahasiswa angkatanku pun kaget dan heran. Kok, angka sebesar itu menjadi syarat untuk melakukan KKN??? Bayangkan saja, angka 1. 300. 000 merupakan biaya yang harus kami bayar untuk mengikuti program KKN ini.

Lantas mengapa saya heran...??? Yah, ketika saya bandingkan antara pembayaran KKN pada tahun sebelumnya sangat berbeda dari tahun ini. Sungguh sangat berbeda jauh. Bisa liat rincian ini.

Rincian Biaya KKN Tahun 2014

Berbeda jauh kan..??? 
Yah, walaupun dalam hal ini BBM naik, tetapi jangan seenaknya menaikkan biaya KKN sampai sejauh itu. Kita ini adalah mahasiswa dan bukan seorang pengusaha besar. Kalaupun diantara kami ada yang beruntung merupakan anak seorang pengusaha besar, alhamdulillah.. Tapi yang lainnya..??? Bagimana kalau salah satu di antara mahasiswa ada yang anak seorang tukang becak atau tukang bentor yang setoran perhari orang tua mereka tidak menentu. Atau bahkan ada di antara mahasiswa yang membiayai hidupnya sendiri dengan kerjaan seadanya. Apakah yang disalahkan adalah mahasiswa tersebut? Tidak bisa begitu kan..???

Dengan rincian dana yang seperti itu, seolah-olah kami menjadi korban kesemena-menaan birokrasi kampus. Bukan hanya saya yang tidak menerima, namun seluruh teman-teman saya tidak bisa menerima keputusan seperti ini. Kalau seperti ini, KKN sudah bukan Kuliah Kerja nyata lagi namanya, tetapi menjadi Korupsi Kolusi dan Nepotisme. 

Namun, saya tak ingin anarkis yang tiba-tiba langsung ingin melempari rektorat kampus atau memaksa para pengurus untuk mengubah keputusan secepatnya dengan paksaan yang tidak bermoral. Saya hanya berharap lewat tulisan ini, serta lewat perjuangan teman-teman yang hari ini Senin, 20 januari di bawah rintik-rintik hujan melaksanakan Demonstrasi yang sama sekali tidak anarkis, saya ucapkan selamat memperjuangkan hak-hak mahasiswa seutuhnya. Maaf kawan, saya tak bisa ikut karena bertepatan dengan waktu kuliah saya yang sama sekali tidak bisa untuk tidak dihadiri. 

Semoga perjuangan kita untuk memperjelas Biaya KKN ini akan mendapatkan kemudahan dari Allah yang maha kuasa serta diberkahi oleh-Nya.



Pemilma Raya : Ajang Perang-Perangan Spanduk

"Setiap dari kamu adalah pemimpin, dan bertanggung jawab kepada seluruh yang dipimpinnya"

Lapangan yang hijau, Pepohonan yang rindang, gedung-gedung nan mewah serta binar-binar lampu di malam hari adalah sebuah pemandangan sejuk yang saya dapat ketika pertama kali memasuki kampus ini. Yah, Bukan UIN Alauddin namanya kalau tidak hijau. Begitu kata orang. Entahlah, apakah itu sebuah motto, simbol atau malah sebuah cacian dan hinaan...?? Entahlah... Saya baru di sini dan saya tidak tahu.

Dari hari ke hari saya menginjakkan kaki di kampus (yang katanya) peradaban ini, saya sudah bisa merasakan kesejukan akan aroma hijaunya padang rumput yang terpampang luas. Wawww... Kataku. Selain itu, suasana islami pun tampak selalu menyelingi kehidupan ber kampus di sini.



Namun, cuma beberapa hari itu saja. Kira-kira dua bulan, atau sebut saja beberapa bulan. Perasaan sejuk itu mulai sirna perlahan-lahan, hilang satu persatu. Yang muncul malah perasaan tak enakku dengan kampus ini. Yah, terutama dengan para senior-senior yang sok jago di luar sana, yang mengaku dirinya paling benar di antara para profesor-profesor yang sudah sekian lama duduk manis menjalani pahitnya bangku kuliah. Selain itu, suasana kampus yang sering menunjukkan tidak ber adab, padahal kampus peradaban yang asal katanya adalah ADAB atau berAdab. Namun, sudahlah.... Saya mau cepat-cepat selesai dan keluar dari tempat ini, tapi tentunya dengan IPK yang memuaskan.

Tepatnya sekitar bulan ketujuh saya kuliah di sini, saya kaget dengan sebuah keadaan yang begitu aneh menurutku. Yah, akan diadakan pemilihan ketua HMJ, BEM Fakultas, Presiden Mahasiswa baru kala itu yang beken disebut PEMILMA RAYA. Saya katakan wawww.. lagi waktu itu...!!! Mengapa saya bilang wawww...??? Yah, karena suasana PEMILMA tersebut yang membuatku terkatung-katung.

Singkat cerita, acara pemilihan pun tiba dengan keadaan saya masih sebagai mahasiswa baru yang tak dan tak tahu menahu tentang seluk beluk acara seperti ini. Kalaupun acara pemilihan ini sama halnya acara pemilihan ketua osis baru di pesantren, saya sudah menimbang-nimbang kemungkinan yang terjadi. Palingan akan ada teriak-teriakan yang kencang ketika perhitungan suara. Saya sudah perhitungkan itu semua. Akan ada calon yang kalah dan bersedih serta akan muncul ketua baru yang berbangga diri dan segera memberikan sambutan. Sementara saya menimbang-nimbang hal tersebut dan seketika ingin memasuki ruangan Tempat Pemilihan, tiba-tiba saya tersontak kaget dengan perlakuan seorang senior yang menodongkan sebuah senjata tajam ke arah saya sambil menyuruh dengan paksa alias mengancam untuk memilih salah satu calon kandidat. Yah, saya yakin dia adalah Tim Suksesnya. Wahhh... Bukan hanya pemilihan presiden yang ada tim suksesnya, Fikirku. Cuma calon ketua BEM saja punya Tim Suksessss...!!





Dan kalian sudah bisa tebak kan, yang saya pilih siapa???
Yah, betul sekali, saya mencoblos seluruh gambar wajah setiap calon ketua waktu itu dengan perasaan jengkel sambil membayangkan kalau paku yang saya gunakan untuk mencoblos adalah senjata tajam tadi yang disuguhkan ke arahku. Kejam kan..??? AH, itu tidak sekejam perlakuan mereka...

Semenjak acara PEMILMA yang saya rasakan ketika itu, saya tidak peduli lagi dengan PEMILMA yang diadakan selanjutnya. Tahun berikutnya, acara PEMILMA kembali digelar tetapi tak ada sesuatu yang bisa saya ceritakan karena saya menghadiri acara tersebut cuma beberapa menit saja, karena kebetulan teman satu angkatan saya yang menjadi calonnya da kebetulan lagi dia adalah teman dekat saya. Selebihnya, saya langsung pulang dan tidak memikirkannya.

Nah, pada tahun inilah, tahun ketiga saya kuliah sekaligus tahun ketiga saya mendapati Acara PEMILMA di kampus ini. Sangat banyak perbedaan yang mencolok dari PEMILMA sebelum-sebelumnya. Yah, mungkin sudah banyak sekali yang ingin menjadi nomor satu di Jurusan, Fakultas dan kampus ini. Dan yang saya herankan, kebanyakan dari mereka yang ingin menjadi nomor satu (katanya), justru mereka yang tak pantas untuk ditiru. Rambut acak-acakan, Pakaian tak karuan, pakai sandal, celana sobek-sobek dan lebih parahnya IPK nya itu loh yang 2,5 saja tidak sampai. Tapi, cuma sebagian kok, ada juga kandidat yang tidak seperti itu.

Namun, pada PEMILMA di tahun 2014 ini, yang menjadi ciri khas utamanya adalah adanya perang spanduk yang dilakukan oleh seluruh kandidat. Selain itu, di dalam spanduknya terpampang foto kandidat yang sangat memohon untuk dipilih. Yah, memohon...!! Macam-macam model spanduk yang dibuat oleh tim suksesnya. Kalau menurut saya, spanduk yang paling keren lah yang akan lebih bersinar. Dan spanduk yang keren itu, adalah hasil dari tim sukses yang  menguasai desain grafis. Jadi, artinya tim sukses yang bisa desain graifs lah yang akan lebih membantu dalam PEMILMA ini. Bukan hanya itu, di dalam spanduk yang sempat mengotori jalan-jalan serta dinding-dinding di kampus itu pun memiliki kata-kata unik dan menarik yang ditulis di samping foto kandidat. Macam-macam...!!! Lagi-lagi tergantung kepada tim suksesnya... Yang harus begadang berhari-hari demi berpartisipasi membantu kadidatnya untuk memenangkan PEMILMA kali ini.

Dan itulah kenapa judul tulisan ini Perang Spanduk.
Baru masuk saja, kita sudah bisa lihat digerbang-gerbang, beberapa foto kandidat yang akan dipilih. Lewat gerbang pun, ada deretan spanduk yang agak kecil, tapi walaupun kecil tapi itu memenuhi jalan sepanjang kampus. Bukan hanya itu, sampai depan fakultas, tak kalah ramainya dengan spanduk calon BEM fakultas masing-masing. Saya kira, pemandangan foto-foto serta kata-kata kandidat berhenti sampai di situ. Pas ketika saya ingin mencari-cari sebuah informasi di mading, Eh, tak ada satupun info yang saya dapat, yang ada cuma poster-poster calon ketua HMJ masing-masing jurusan yang tidak memungkinkan untuk membuat spanduk. Wetsss... o, iyya hampir saya lupa. Para kandidat pun punya sebuah singkatan-singkatan khusus yang dapat menarik minat mahasiswa untuk memilihnya. Pokoknya macam-macam lah, intinya mereka semua minta didukung.

Hari pemilihan pun tiba.
Kampus yang dulunya agak sepi, kini terlihat sangat ramai. Yah, ramai karena dipenuhi oleh desak-desakan para mahasiswa yang ingin memilih seorang kandidat untuk menjadi ketua di jurusan, fakultas serta kampus ini. Yang saya herankan ketika melihat seluruh kandidat berubah secara drastis. Baik dari segi pakaian, tingkah laku, senyuman dan lain-lain. Mereka tampak lebih sopan. Yah, tentu saja itu akan mempengaruhi pilihan dari para mahasiswa. Macam-macam trik yang mereka lakukan. Saya sempat cekikikan melihat itu semua. Bayangkan saja, baru masuk gerbang kampus, saya langsung dijemput oleh seorang mahasiswa yang minta dipilih. Selanjutnya saya menuju fakultas, eh ada lagi kandidat lain yang langsung menjemput saya bahkan mengantarkan saya langsung menuju ruempa pemilihan. Wahhh.. Wahhh...!!!

Saya harap hal seperti ini bisa bertahan ketika para kandidat terpilih mengemban jabatan ketua nanti. Tidak berubah dari segi penampilan, tingkah laku, dan rasa sosial mereka. Walaupun saya sama sekali tidak tertarik dengan dunia politik yang apalagi cuma ada di ruang lingkup Kampus, namun saya juga kadang merasa terhibur dengan tingkah-tingkah para kandidat yang sangat memohon untuk dipilih. Beragam bahasa yang mereka gunakan pun tidak jarang membuatku hampir tertawa terbahak-bahak.

Yang jelas, apapun itu, pergantian ketua dari HMJ, BEM F, dan BEM Universitas sama sekali tidak berpengaruh dalam hidupku kuliah di sini. Sama sekali tidak. Intinya, saya ingin cepat-cepat selesai dari sini, dapat IPK memuaskan dan selanjutnya mengejar cita-cita dan harapan...!!!

Sukses buat HMJ, BEM Fakultas serta BEM Universitas terpilihhh...!!!!!


Dulu Kakak Sekarang Tidak Lagi

Dulu saya punya seorang kakak....!!!

kakak yang baik menurutku. semua dijalani sama dia. jalan bareng dia, jajan bareng dia, tak ada uang bareng dia sampai nilai anjlok pun bareng dia. Dia betul-betul kakak yang baik kan...??? hahaha..!!

Jangan salah, kakak yang maksud itu adalah seorang cewek loh. cewek yang tak lebih tinggi dariku, tak lebih gemuk dariku, tetapi paling cerewet dariku. wkwkwk..!! Kalau memikirkan dia, semua terasa adem. Apalagi difikirkan didepan kipas angin yang berputar kencang... Wahh. Tambah adem...

Awalnya saya kenal dia tepat di bawah kolom jembatan, Husststtt.. Bukan.. Bukan.. Salah...!!! saya bertemu dengannya pas di sebuah acara mahasiswa begitu. Yah, maklum... seorang yang tertulis di KTPnya Pekerjaan : Mahasiswa, pasti lah punya banyak waktu untuk ikut acara apapun tanpa dihalangi oleh waktu yang mendesak. Yah, cantik sih cantik. Tapi bukan karena cantiknya itu yang buat saya mau dekat sama dia. Tepatnya, karena dia cerewet. Yah, cerewet dan kelihatan perhatian (Yah, walaupun perhatiannya bukan sama saya waktu itu). Hikss.. Hikss....

Sebulan bersama kakak itu, Eitss. Sebagai kakak yah, bukan apa-apa. Tampak aman, tak ada saling marahan, saling cuek dan saling cekcok. Bukannya kenapa, soalnya tak ada yang bisa bikin kita berdua merasakan hal itu. Yah, untuk sementara kami baik-baik saja.

Dua bulan kemudian, justru kami semakin lengket saja kayak kakak adik betulan. apapun yang saya minta diberikan. Saya minta angkatkan tasnya, dia mau, saya minta dorong motornya dia juga mau sampai-sampai saat saya minta supaya dia menerima traktiran nontonku dia juga mau. Wetsss... Apaa....?? Jelas maulah, semuanya menguntungkan bagi dia. wkwkwkwk...!!!

Tiga bulan bersama kakak itu, sekaligus menjadi tiga bulan saya selalu membuatnya tertawa tiap siang dan malam dengan lelucon yang tiap hari juga saya katakan kepadanya. Padahal sudah tidak lucu lagi, dia tetap saja ketawa. Ada apa??? Apakah dia cuma menghargai usaha ku membuatnya tertawa??? Oh, Nooo....!!! Ternyata benar dugaanku, dia tertawa cuma sekedar memberiku semangat supaya tetap melucu di depannya. Ketika dia melucu pun saya juga harus pura-pura tertawa di depannya, kan supaya saya balas budi ceritanya. Loh, kok bawa nama Budi segala, salah Budi apa????

Dan akhirnya tibalah waktu itu, waktu dimana saya sudah tak bisa lagi menahan rasa perih di perutku yang menandakan saya kebelet. Oh, tidak, bukan itu. Tibalah saatnya sebuah momen yang tidak kusangka-sangka dan membuatku bagaikan poster yang tertempel di pinggir jalan.

Kakak itu cuek....!!!
Paling menjengkelkan, ketika kusapa dengan penuh harap-harap tidak cemas, tapi apa daya tangan tak sampai (Woyyy, pepatah itu tidak cocok..) Dia seolah-olah menganggapku orang utan yang kabur dari hutan. Dia menghindar. tanpa alasan yang jelas alias dengan alasan yang buram. Seburam hati ini. Cieee.. cieee... Yang lagi buram...!!! Semakin kukejar semakin kudapat karena lariku begitu cepat, gak seperti lagunya Five Minutes yang semakin kukejar semakin kau jauh. Hehehe..

Akhirnya kuputuskan untuk menunggu, sambil kucari-cari cara yang tepat untuk memperjelas ini semua. Namun, setelah kuputuskan lagi, tak usahlah. kayaknya dia sudah menemukan adik yang cocok dengan dia. Adik yang lebih kurus dari dia mungkin, yang lebih pendek dari dia mungkin atau adik yang yang lebih cerewt. Entahlah. Pokoknya sampai sekarang, saya sudah tak mengungkit-ungkit lagi. Semuanya sudah hangus... Wkwkwk, (Kok pakai kata hangus)..!!

Yang jelas, Dulu saya punya seorang kakak cewek.... Sekarang Tidak Lagi....!!!

Kenapa Harus Kuliah...???

Hmmm... Bulan ramadhan hampir lewat. semua kenangan indah di bulan ramadhan akan sirna lah sudah. Namun, di balik itu semua akan muncul sebuah hari di mana semuanya akan menjadi indah kala itu. Yah... Idul Fitri. Hari kemenangan bagi kita semua...!!

Eitss... Eitss... kali ini saya bukan membahas buan Ramadhan atau Idulfitri yah... bukan.
Namun kali ini, saya akan membahas tentang Dunia Kampus yang sementara ini telah memasuki masa-masa penerimaan mahasiswa baru. wuhhhh....

Bagi yang telah mendaftar dan telah mendaftar ulang, itu artinya di terima yah...!!
Saya ucapkan selamat bergabung di Dunia Kampus yang penuh tanda tanya ini. Dan bagi teman-teman atau adik-adik yang sampai sekarang belum resmi jadi mahasiswa, tenang saja, tak usah kecewa. Sekarang masih banyak Universitas-universitas yang masih membutuhkan kalian sebagai mahasiswanya. Malah banyak sekali.

Selain mengucapkan selamat kepada kalian para mahasiswa baru, saya juga ingin mengajukan sebuah pertanyaan yang sering kalian dengar. "Untuk apa kalian kuliah..??" hah..?" sekali lagi "Untuk apa kalian kuliah..??". sekali lagi deh... "UNTUK APA KALIAN KULIAH..?"

Pertanyaan ini, jikalau masuk dalam ujian SNMPTN pasti semuanya punya jawaban yang berbeda-beda kan..??
yahhh... betul...!!

Namun, masih banyak di antara kita jikalau mendengar pertanyaan tadi membuat telinganya berkelap-kelip karena tidak tau jawabannya. Sebagian kita ikut mendaftar di bangku kuliah karena terbawa arus. Apa maksudnya terbawa arus..??

Yah, karena semua teman kita dulu waktu SMA, mereka ikut daftar kuliah. jadi kalau kita tak ikut kuliah, bisa-bisa di katakan tidak gaul dong. Wahhh.. Wahh...

Sebagian juga mendaftar kuliah karena ingin mencari jodoh. Apa..?? Mencari jodoh..??? Hahaha...
Namun, sebagiannya lagi (tapi jarang) yang mendaftar kuliah karena sadar akan pentingnya masa depan kelak. Bahkan mereka telah menyiapkan jauh-jauh hari untuk persiapan masa depannya. Aploosss deh buat mereka.

Namun, muncul lagi pertanyaan yang menggelikan sekaligus mengherankan. "Apakah perguruan tinggi yang kita masuki adalah betul-betul perguruan tinggi yang membuat kita bisa lolos dari beribu-ribu rintangan di dunia ini atau malah perguruan tinggi itu menyulap kita yang tadinya berambut botak menjadi berambut gonrong..?? (maaf ini tak ada maksud apa-apa.. peace)...!!

terus kalau kita tak bisa menjawab semua pertanyaan itu apakah kita harus keluar dari  kampus itu dan mencari tempat yang lebih bagus menurut kita padahal dengan susah payah kita telah ikut beberapa ujian masuknya... apakah harus begitu..??

Eittss... Sabar dulu teman. Kita masih bisa melakukan hal-hal di dalam kampus itu sehingga membuat kita lebih maju lagi, misalnya, kita perbanyak deh yang namanya NONGKRONK. tapi, nongkronk yang saya maksud ini, bukan nongkronk di pinggir jalan sambil keluyuran tak tau bikin apa. tapi, nongkronk yang saya maksud, kita berlama-lama lah tinggal di toko buku atau perpustakaan kampus untuk membaca sedikit-demi sedikit isi sebuah buku. Itulah yang paling mugkin kita lakukan kalau memang kita menganggap kampus yang kita masuki itu tidak memungkinkan untuk apapun. Setidaknya kita sudah mendapat predikat yang baru, dari SISWA menjadi MAHASISWA. cuma tuhan dan kita loh yang memiliki gelar MAHA ini.
lagi pula kita sebagai MAHASISWA juga punya beberapa kelebihan dari yang lainnya.

Mau lihat salah satu kelebihan kita...???
Salah satu kelebihan kita sebagai MAHASISWA, kita punya lebih banyak waktu luang dari yang lainnya (tapi jangan bandingkan dengan pengangguran yah). Saya terkesima melihat informasi dari berbagai referensi tentang info waktu luang yang dimiliki mahasiswa. begini infonya....

"Mari kita hitung kelebihan waktu luang seorang mahasiswa yang punya waktu kuliah hanya 24 SKS dalam 6 bulan. jika satu SKS hanya 45 menit di kali 8 pertemuan, trus di kali 16 pertemuan, maka hasilnya 1440 menit atau 24 jam untuk satu mata kuliahdengan 2 sks. Artinya 12 kuliah persemester sama dengan 288 jam atau 12 hari penuh. jika dalam 6 bulan ada 180 hari berarti ada sisa 168 hari lagi".
 
Ternyata, kita berada dalam ruangan kelas hanya menghabiskan 12 hari selama semester. sisanya kita gunakan untuk lain-lain. Misalnya untuk mengerjakan tugas atau buat apa saja.

Truss.. Sisanya lagi kita isi buat apa..??

Nah, kita sudah tau kan betapa luangnya waktu kita di bandingkan siapapun di dunia ini, tentu saja jika tidak di bandingkan dengan pengangguran. Dalam waktu seluang itu, marilah kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat. coba bayangkan, kuliah satu semester cuma memerlukan waktu beberapa hari saja. Akan sangat rugi lah kita jika waktu seluang ini kita gunakan untuk bermain-main saja dan tidak memikirkan masa depan kita. Kita membuang sisa hari ini dengan begitu saja. Itu merupakan suatu hal yang sia-sia. Sriuss...

Pasti kita akan menyesal seumur hidup jika tak menggunakan waktu yang sangat luang itu. Kita bandingkanlah dengan waktu yang dimiliki orang lain. Mereka terpaksa mengurangi waktu tidurnya demi menyelesaikan urusannya. Maka bersyukurlah kita memiliki keistimewaan sebagai MAHASISWA yang punya banyak waktu untuk melakukan suatu hal yang bermanfaat.

Dalam waktu yang sangat luang, sesuatu yang kecil bisa dapat berubah menjadi besar. Padi yang tadinya berupa benih sangat kecil akhirnya bisa di panen dan di nikmati hasilnya setelah 5 sampai 6 bulan. Bila kita samakan dengan padi, sudah barang tentulah kita akan menjadi manusia yang memiliki perispaan yang sangat matang buat masa depan kita...!!!

Percaya atau tidak, mari kita RENUNGKAN.....

Info selebihnya klik di sini

terima kasih... Semoga bermanfaat...