Tampilkan postingan dengan label Literasi Mahasiswa Makassar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Literasi Mahasiswa Makassar. Tampilkan semua postingan

Skripsi Dan Cinta



Namanya juga mahasiswa akhir, deritanya tiada akhir. Kayaknya itu yang cocok untuk keadaan saya sekarang ini. Serangan demi serangan bertubi-tubi menghampiri saya. Dari teman sejurusan, junior, adik-adik di pesantren dan yang tak kalah hebatnya dari orang tua. Kapan selesai Nak, Kak, Dek, kaka, bro....??? Namun, sekali lagi mahasiswa akhir itu bukan berarti tidak tau apa-apa loh, di balik serangan-serangan yang dilancarkan, saya dan mahasiswa akhir lainnya sangat jago menangkis serangan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan sebuah jurus yang disebut dengan ngeles. hehehe...

Saya adalah tipe orang yang hanya bisa fokus dalam satu hal saja (memang ada yah, yang bisa fokus sama beberapa hal? bukan fokus itu namanya) hehehe. Kalau saya mengurus suatu hal, saya sangat susah menyelesaikan yang lain. Contohnya sekarang, saya fokus mengerjakan skripsi, jadi maaf yah, buat Mama, Bapak, Adik, Kakak, Om, Tante, Kakek, Nenek dan semuanya jika ketika kalian menyuruh saya sesuatu lantas hasilnya tidak memuaskan. Itu karena saya fokus sama skripsi. Minta maaf kalau ketika kalian suruh saya beli pulsa 10 ribu dan hanya 5 ribu yang sampai, itu karena saya lagi fokus skripsi. dan minta maaf kalau sekiranya saya pernah pinjam uang kalian lantas saya tidak bayar, yah itu pun karena saya fokus sama skripsi saya. *selamat deh..!!

Pengalaman sudah membuktikan bahwa saya tidak bisa fokus dalam beberapa hal, terutama mengenai Cinta. Pada zaman dahulu kala (kesannya di waktu yang lama sekali) ketika saya masih MABA (Mahasiswa Basi), saya mencoba menarik hati senior saya. Karena saat itu banyak kegiatan, tugas dan aktivitas-aktivitas lain yang tidak bisa ditinggalkan, entah mengapa senior tersebut mulai terlihat cuek dan perlahan-lahan menjauhi saya. Semakin kukejar semakin dia jauh, tak pernah letih tuk dapatkanmu, terus berlari namun kutakut terjatuh lagi... *lah, malah nyanyi....!! Yah, jauh lalu meninggalkan Mahasiswa Basi ini. Di situ saya tidak terima, di manakah janjimu dulu yang bilang kalau "Love Is Commitment" itu? Segala macam usaha saya tempuh demi mengembalikan kedekatan itu agar saya tahu apa di balik semua ini. Ternyata eh ternyata ada kambing jantan {eh, maaf bang radith, pakai istilahnya) yang sudah meracuni otaknya untuk perlahan menjauhi saya. *sungguh tragis...

Bagi seorang pria, Sakit hati itu pengalaman.... *asikkk.

Sejak itu, semua tugas-tugas yang diberikan tak ada satupun yang selesai, semuanya terabaikan, apakah ini karena sakit hati saya?? Oh bukan, ternyata karena laptop ku rusak pemirsa.. Hehehe..!! Mulai saat itu saya lebih sering main dan kadang bolos kuliah, saya berniat mewarnai rambut saya, namun tak ada biaya, jadi terpaksa saya kuncir saja, dan yang lebih parahnya lagi, IPK saya anjlok drastis yang tadinya 3, 75 anjlok menjadi 3.87.

Yah, itulah pengalaman. Saya tidak akan pernah menyesali kesalahan yang pernah saya lakukan karena dengan kesalahan tersebut saya bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan lagi sebelum muncul kesalahan-kesalahan yang baru yang lebih salah. (jadi judulnya, KESALAHAN).

Sekarang, lihatlah saya. Saya sudah menginjak semester 8. sedikit lagi mencapai semester 9, Appaahhh??? Kalau hanya memikirkan cinta saja, kapan selesainya skripsi saya. Tapi, sebaliknya juga yah, kalau kerja skripsi melulu, kapan bisa fokus dengan cinta...?? Yah, kau betul sekali kawan. Selesaikan skripsi secepatnya, lalu saya bisa fokus ke hal lain yang lebih baik lagi. Misalnya fokus cari cicilan Jas hitam, kemeja putih dan celana kain hitam untuk persiapan ujian hasil nanti. hehe, bukan karena tak ada uang, tapi persoalan cicil mencicil, itu sudah jadi tren sekarang, jadi saya bermaksud untuk ikut tren, bukan tidak ada uang yah....!!!

Oke fix...!! Skripsi sementara berjalan, urusan cinta tak dihiraukan dulu karena tidak ada juga yang mau. Daripada ketidak lakuan ini kelihatan mending fokus skripsi saja... Yah, Yah, Yah..!!

Buat teman-teman semangat yah, perjuangan masih panjang... Terus gapai cita-citamu. Sebagaiamana dalam sebuah riwayat, Gapailah cita-citamu dari ayunan sampai liang lahat.. *eh salah yah...!!


Pelajaran yang bisa diambil : Cicil mencicil itu sudah jadi tren di masyarakat indonesia.

PEMILU : Pemilihan Lucu



Di tengah-tengah sibuknya saya ber-KKN, berita tentang pemilu juga muncul. Yah, sebuah pesta demokrasi yang akan dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan akan menentukan untuk lima tahun ke depannya. Saya masih ingat ketika masih kecil, kala itu saya hanya tahu bahwa pemilu itu adalah perhitungan suara, pokoknya saya cuma tahu tentang garis-garis yang dibuat untuk menghitung suara. Saya tidak pernah menyangka dengan keadaan pemilu seperti sekarang ini. Semuanya serba uang. Yah, memang para warga membutuhkan uang, namun dengan cara seperti ini (memberikan uang untuk dipilih), itu artinya kita memberikan izin kepada calon wakil rakyat tersebut untuk korupsi. Hal yang kecil saja mereka sudah curang, apalagi hal-hal yang besar lainnya yang lebih menghasilkan. Wahhhh...

Justru, saya lebih memilih caleg yang mencalonkan dirinya lalu kemudian tidak muncul lagi untuk mempersiapkan pemilihan nanti. Jangan seperti sekarang ini, sudah dua hari diumumkan masa tenang untuk kampanye, eh masih ada juga yang memasang spanduk maupun baliho di tepi-tepi jalan. Ini sudah hari terakhir masa tenang kampanye, namun kartu nama, stiker, serta amplop yang berisikan uang tetap saja beredar. Wah sungguh keadaan yang ayal yah.

Katanya wakil rakyat. Namun, apakah kita sebagai rakyat bisa diwakili oleh orang seperti ini..?? yang melihat seseorang hanya dengan uang saja.?? begitukah tindakan seorang wakil rakyat..?? bagaimana bisa mewakili kita, sedangkan langkah awalnya saja salah. Kita seolah-olah dihargai dengan uang, kita seolah-olah ditipu dengan uang bahkan kita seolah-olah diperintah dengan uang. Apakah kita semurah itu...??

Dengan uang 100 ribu kita disuruh untuk memilih. Lah suatu saat ia terpilih, dia malah korupsi dan menyengsarakan kita. Bagaiamana bisa kita memilih wakil rakyat yang memberi uang seperti itu. Kalaupun ada yang memilih, yah mereka itulah yang memilih hidupnya sengsara selama lima tahun mendatang.

Sudahlah... Caleg itu ingin naik menjadi anggota legislatif karena butuh uang kan..??  yah, tepat sekali... para wakil rakyat itu akan melakukan semua cara untuk mewujudkan impiannya tersebut. Termasuk memodalinya dengan membagikan 100 ribu ke tiap-tiap warga.



Lucu yah, melihat keadaan seperti ini.
itulah mengapa sampai sekarang, masih ada yang golput alias tidak ikut pemilu. Mereka masih menganggap bahwa ada dan tidaknya wakil rakyat tersebut tidak mempengaruhi taraf kehidupan mereka. Seperti kebanyakan teman-teman saya di kampus. Mereka malah memilih untuk mendaki gunung ketimbang ikut memilih caleg.

Itulah juga mengapa saya katakan bahwa Pemilu itu adalah singkatan dari Pemilihan Lucu...!!!
Lucu karena yang akan dipilih semuanya memasang fotonya di pinggir-pinggir jalan, bahkan ada yang sampai menutup rambu-rambu lau lintas dengan spanduknya. Beragam kata-kata mutiara menusuk hatipun beredar. Namun tetap, mengganggu pemandangan jalan.

Intinya, kalau saya bangun, saya akan ke TPS untuk memilih. Tapi kalau ketiduran, tak ada alasan lagi untuk memilih.....

KKN Itu Sedih Dan Senang Part 1

Sudah sebulan blog ini tak berisi. Yah, sebuah prestasi tersendiri bagi blog ini. Kenapa begitu pemirsa??? Hmmmm... Lokasi KKN yang berda di derah pedesaan membuat aktivitas ngeblog ku akhir-akhir ini tak karuan. Bukan tak karuan, sebenarnya tidak ada sama sekali. Entah semua jaringan yang biasa saya pakai untuk berselancar di dunia maya tiba-tiba menghilang. Sebut saja jaringan 3, yang walaupun saya memiliki kuota sebanyak 5 GB, namun dengan tidak adanya jaringan, kuota sebanyak itu tak berguna sama sekali. Namun, tak usah panjang lebar dengan masalah jaringan tersebut. Intinya, suasana KKN selama sebulan ini telah kulalui dengan tanpa jaringan sehingga postingan untuk bulan maret sama sekali tidak ada alias Nothing...


KKN adalah sebuah program yang ada di setiap kampus. Kuliah Kerja Nyata merupakan sebuah program pengabdian kepada masyarakat. Selama dua bulan kita disimpan di sebuah desa untuk membangun desa tersebut, membuat program-program yang menyentuh para warga, sampai memberikan beberapa sumbangsih pikiran demi kemajuan desa tersebut.

Kebetulan saya ditempatkan di sebuah Desa dengan masyarakat yang cinta akan mahasiswa KKN. Desa Toddotoa namanya. Terletak di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa Provinsi Sul-Sel. Desa yang aman dan damai bagi warganya. Desa yang begitu menyejukkan ketika rindang-rindang pohon mulai menyambut di pagi hari. Sungguh saya beruntung berada di desa ini.

Pertemuan pertama dengan tuan rumah yang kebetulan adalah kepala Desa adalah pertemuan yang begitu menyenangkan. Kami disambut begitu ramah dan begitu perhatian, tampak dengan jamuan makanan serta senyum simpul dari tuan rumah. Hari pertama pun dimulai.

Kami berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari enam perempuan dan empat laki-laki. teman-teman yang baik menurutku pada hari itu. Saya sebutkan namanya saja. Ada Kak Irfan Idris selaku koordinator desa yang merupakan senior saya di pesantren. Ada Hikmah yang juga merupakan teman sepesantren dengan saya, dan saya beruntung karena seposko dengan mereka berdua karena ada kemungkinan kita memiliki satu kesamaan fikiran. Selanjutnya, ada Anti, yang bernama lengkap Nur Jayanti, anak yang manis menurutku. Kemudian ada Arya, Mahasiswi jurusan Teknik Informatika yang harus menjalani sebuah cobaan dalam KKN ini karena sedang mengidap sebuah penyakit yang mengharuskannya tidak dapat menginap di posko. Lalu ada Rani, mahasiswi farmasi yang kayaknya tahu betul mengenai obat-obatan. selanjutnya, ada Dhila, mahasiswi tergemuk yang ada di posko kami, dan mahasiswi yang baru saya tahu kalau dia sudah naik haji. Perempuan terakhir yaitu Suharni, mahasiswi keperawatan yang bermaksud untuk belajar masak selama ,KKN, hehehe.. Dua cowok yang lain yaitu Uchwal, mahasiswa jurusan managemen serta Ihwan Faisal, mahasiswa jurusan Ilmu Hukum.


Harus kuakui, dalam menjalani KKN, tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak cobaan yang harus kita lalui dengan penuh dengan lapang dada. Namun, di balik itu banyak juga kesenangan yang berlalu begitu saja yang melengkapi hidup ber-KKN.

Hal yang paling harus diperhatikan dn dihadapi adalah teman seposko. Sungguh senang rasanya ketika mendapatkan teman seposko yang begitu baik, sopan, kocak dan yang paling penting tidak berlebihan dalam hal apapun. Namun, sungguh derita yang tak kalah hebatnya ketika mendapatkan seorang teman seposko yang penuh egois, susah diajak cerita, sok, dan sebagainya. Itulah, mengapa teman seposkolah yang paling harus kita hadapi ketika KKN ini.

Hmm, kalau berbicara mengenai teman seposko, saya memiliki teman seposko yang berbeda-beda sifat dan wataknya. Yah, walaupun awalnya saya sangat bahagia tinggal seposko dengan mereka, namun seiring berjalannya waktu, sifat-sifat aneh mereka muncul dan saya tak suka. Terlebih lagi seorang teman seposko denganku yang saya sangat tidak suka perlakuannya. Orangnya penuh dengan modus, ia bekerja ketika bapak ataupun Ibu Desa melihatnya, namun aslinya, dia begitu pemalas. Saya sudah mengamatinya berhari-hari selama sebulan. Awalnya saya memang akrab bahkan jadi bestfriend, namun karena sifatnya itu, saya perlahan-lahan mulai menjauh dari dia. Orangnya serba modus, sampai-sampai senyumnya pun penuh dengan modus, sok berbeda dari yang lain padahal semuanya busuk. Kalau mengingat dia, rasanya saya ingin cepat-cepat menyelesaikan KKN ini.

Namun, bukan cuma sedih. di posko pun saya merasakan begitu banyak kesenangan. Dikelilingi oleh anak-anak, mengajar di sekolah serta TPA, main bola dengan warga adalah anugrah yang tidak bisa kudapatkan di kediaman saya. Sehingga hal itu juga yang membuatku betah di desa ini. Justru saya tak rela meninggalkan mereka. Anak-anak desa itu jadi penghibur selama saya KKN.

Namun, memang... KKN itu penuh dengan hal tak terduga.

PBA 2010 : Catatan Unik, Senang, Sedih, Galau, Impian, Cita-cita dan segalanya Tentang Kalian

"Tulisan ini buat kalian, teman-temanku yang sekaligus telah menjadi keluarga keduaku yang telah mengisi indahnya hidupku di empat tahun terakhir ini. Yah, berada diantara mahasiswa seperti kalian merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagiku. Bangga karena kalian merupakan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki bermacam-macam watak, suku, bahasa, dan lain-lain."


Liburan Bersama Syeikh As Sahli di Malino
Kurang lebih empat tahun saya sudah berada dan berbaur di kelas ini. Tepatnya di sebuah jurusan yang luar biasa. PBA namanya. Sebuah jurusan yang memiliki singkatan dari Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2010. Hari ini merupakan hari yang terakhir kalinya saya dan teman-teman merasakan suasana dalam kelas bersama-sama. Di penghujung kuliah ini, seluruh perasaan bercampur baur menjadi satu. Setidaknya, beban-beban mengikuti kuliah semester depan telah tiada, dan kini saatnya untuk fokus menjalani KKN dan menyelesaikan skiripsi. Banyak pengalaman manis yang saya dapatkan selama berada di kelas ini. Bukan hanya tentang dosen-dosennya yang merupakan orang-orang yang luar biasa, namun lebih dari itu, saya lebih banyak mengenal orang-orang hebat di kelas, berdiskusi dengan teman-teman sekelas, bercanda bahkan marahan pun dengan teman kelas sendiri. Tak bisa dipungkiri, semuanya sangat berpengaruh dalam hidup ini. Ketika saya sedang bangga meraih sebuah penghargaan, ketika tertawa lepas bersama teman-teman, bersedih bersama, menceritakan orang bersama-sama, sampai ketika saya terpuruk dalam kesendirian.

Foto Bersama Penutupan Muaskar Tahun 2010
Mengenal kalian itu sungguh adalah anugerah tuhan yang patut saya syukuri. Kalian selalu memberikan motivasi tersendiri buat saya. Kalian berbeda dari teman-teman yang pernah kukenal sebelumnya. Kalian hebat, bisa membuatku merasa nyaman berada di sini. Walaupun kadang saya merasa bosan untuk kuliah, tapi tak jarang loh, kalian bisa membuatku lebih enjoy lagi menjalani hari-hari di kampus peradaban ini.

Memang saya sadari, perkuliahan yang selama ini kita jalani, kadang kita menemukan keadaan-keadaan yang berbeda-beda. Tak sedikit di antara kita selalu semangat dan terus berjuang menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Tak sedikit pula di antara kita ada yang kurang aktif dalam menanggapi semua itu. Entah karena menyerah, sudah tidak kuliah, atau karena hal-hal yang lain. Saya rasa, bukan hanya di kampus, tetapi selama masa sekolah dulu pun, hal-hal yang seperti itu selalu menghiasai kehidupan kita. Namun perlu kita sadari, hal-hal tersebut hanyalah segelintir peristiwa yang akan menjadi momen-momen indah dalam hidup ini.

Semester depan, praktis saya sediakan hanya untuk fokus dalam KKN dan mengerjakan skripsi yang sudah mulai menghalang. Mencari-cari referensi yang cocok buat topik skripsi saya. dan mencar
i pembimbing yang mampu membimbing dengan hati. Namun, saya mau menjalaninya bersama kalian lagi. Walaupun, semester delapan ini kita tak akan pernah menemukan suasana kelas lagi, namun apalah gunanya Handphone-handphone canggih kalian kalau tak sekalipun menghubungiku, apa guna social media yang selalu kalian telusuri jika tak pernah menyapaku. Saya pun demikian, akan selalu berusaha agar silaturrahim ini tak berhenti sampai di sini.

Di lain sisi, saya mulai mengintrospeksi diri, hal-hal apa saja yang selama ini saya bisa dapat dari semua ini?? Dari perkuliahan ini? dari kampus ini? dan dari kalian-kalian??

Beruntung saya bisa masuk di salah satu jurusan di universitas ternama lagi peradaban ini. Walaupun impian untuk ke Mesir harus saya buang jauh-jauh dulu, namun saya bisa bersyukur dengan bisa belajar di kampus ini. Kampus yang mengenalkanku dengan teman-teman seperti kalian. Bisa bermain futsal bersama kalian, nginap di kost-kostan kalian, jalan bersama kalian, karaokean bersama kalian dan semua hal yang kulakukan dengan kalian begitu indah ketika dikenang.


Kalian sungguh istimewa di mataku. Saya sangat bimbang melewati semester tujuh ini. Di satu sisi saya harus mengejar cita-citaku yang sebentar lagi akan kuhadapi, di sisi lain saya harus meninggalkan kalian. Itu pilihan yang susah teman-teman. Seandainya saja kita semua adalah keluarga yang tak terpisah dari jarak dan waktu, tentunya saya sangat bahagia. Karena kalian selalu ada buatku walaupun saya tak selamanya ada buat kalian.

Namun, kenangan dari kalian, sudah cukup mampu menjadi bekal untuk meniti hari esok yang penuh dengan tantangan. Terima kasih buat semuanya. Di penghujung semester ini saya akan selalu berusaha untuk hadir di tengah-tengah kalian, selagi kita belum diwisuda.

Dan akhirnya....
Walaupun tulisan ini terlihat lebay bahkan norak sekalipun menurut kalian....
Namun, saya harp ini sudah mewakili seluruh perasaan yang saya alami di kelas kita...
Lewat tulisan ini pun, saya dengan tulus meminta maaf kepada teman-teman yang pernah tersakiti karena saya, pernah tersinggung dengan keceplas-ceplosan saya, ataupun merasa tersindir dengan tingah laku saya.
Selain itu, lewat tulisan ini pun saya bisa katakan.."SAYA BANGGA BISA BERSAMA KALIAN"...!!





Pelajaran dari Manado

 Blukkk... Blukkk.. Blukkk....
Begitulah kira-kira suara knalpot sebuah motor ketika berani menerobos jalan yang banjir setinggi lutut. Sama halnya dengan motor Skydrive putihku yang kukendarai beberapa waktu lalu ketika hendak menuju rumah salah seorang tanteku di sekitaran Jalan Perintis.

Yah, akhir-akhir ini, fenomena dari berbagai daerah mengenai banjir dan hujan selalu menjadi berita hot news di beberapa saluran televisi kita. Tidak heran, karena fenomena banjir ini kadang menghasilkan sebuah berita-berita menarik untuk ditayangkan. Selain itu, beberapa peristiwa banjir yang dialami dari berbagai daerah pun kadang menjadi hiburan tersendiri bagi setiap warganya.

Berita terakhir yang sangat mengagetkan yaitu mengenai banjir bandang yang menimpa kota Manado. Sebuah peristiwa yang laig-lagi menjadi sebuah pelajaran bagi seluruh manusia itu, sontak menggegerkan seluruh manusia. Padahal beberapa berita mengenai kejadian bahkan kecurangan di kota itu sama sekali tak pernah muncul.



Mengapa harus Manado? Mengapa tidak di kota lain?? yang tiap hari dikabarkan adanya tindakan dzalim???

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang selalu muncul di beberapa kalangan setelah melihat fenomena alam ini. Sama halnya dengan Aceh beberapa tahun silam, yang ditimpa musibah Bencana Tsunami hebat yang menggulung seluruh warganya, Manado pun tak beda dengan itu, ribuan rumah hancur berkeping-keping akibat banjir bandang yang seolah-olah tak akan surut. Selain itu, longsor pun mulai merambah di daerah tersebut. Pemerintah dan masyarakat lain pun tak bisa berbuat apa-apa kecuali mengerahkan seluruh personilnya untuk meminimalisir keadaan ini, membangun posko-posko pengungsian di beberapa tempat yang aman, memberikan bantuan makanan dan pakaian serta turut merasakan penderitaan warga Manado dengan banyak berdo'a agar bencana tersebut segera berhenti.

Kita tidak tahu apakah sebab sehingga bencana seperti ini menyerang kota Manado. Kita hanya bisa yakin dan percaya bahwa dibalik semua ini ada hikmah tersendiri sebagaimana yang telah Lukamnul Hakim ajarkan kepada putra beliau. Selalu ada hikmah di balik semuanya.

Untuk lewat tulisan ini, saya dan kita semua selalu mendoakan yang terbaik buat kota Manado. Percayalah, semua yang terjadi di kota Manado sana merupakan bukti bahwa Allah itu ada dan tak ada satupun yang dapat melawan dan menentang kekuasaan Allah Swt.

Ya allah... kami mohon padamu agar bencana yang menimpa kota Manado saat ini berhenti dan membuat seluruh manusia mendapatkan pelajaran dari peristiwa ini....!!!

#PrayForManado #MahasiswaMakassar #BencanaBanjir


Biaya KKN Naik Dua Kali Lipat : Ada Maksud Apa Di Balik Itu?

Semester Tujuh sebentar lagi akan berakhir. Yah, banyak di antara teman-teman saya sudah mempersiapkan diri untuk pulang ke kampungnya masing-masing karena libur untuk semester ini kira-kira sekitar satu bulan lebih. Sama halnya dengan teman-teman saya di kelas, saya pun sangat senang ketika kuliah diliburkan. Namun yang menjadi pokok pemikiran saya diujung-ujung semester ganjil ini, tak lain dan tak bukan adalah KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang sebentar lagi akan kujalani, yang merupakan syarat untuk menyeleseaikan studi di kampus ini.


Sekitar beberapa bulan yang lalu, saya sempat menanyakan kepada salah seorang senior saya seputar KKN itu sendiri. Banyak sekali yang saya tanyakan. Mulai dari suasana di sana, orang-orang di sana serta kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan nanti. Dan terakhir saya menanyakan tentang estimasi biaya yang dibayar oleh senior saya itu.

Awalnya, saya mengira Kuliah Kerja Nyata yang disingkat KKN ini adalah sebuah kegiatan yang sudah dibiayai oleh kampus yang di potong dari SPP mahasiswanya. Namun, saya keliru, ternyata setelah senior saya itu menceritakan proram KKN dia waktu tahun lalu, saya pun mengerti sedikit demi sedikit. Dan ketika saya tahu tetang adanya sebuah biaya yang akan dikeluarkan, saya langsung memberi tahukan kepada orang tua saya tentang hal tersebut, dan alhamdulillah mereka berdua merespon dengan sangat baik. Alhamdulillah.

Hari demi hari pun berganti, dan tibalah saatnya sebuah pengumuman aneh bin ajaib yang dikeluarkan oleh pihak kampus mengenai KKN yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Satu per satu pengumuman saya baca. Karena selebaran yang saya baca hanyalah hasil kamera dari teman saya yang diunggah ke akun facebooknya, maka saya download dan membacanya satu per satu. pada poin pertama pengumuman itu, aman-aman saja. Nah ketika saya beranjak ke poin kedua, jejeran angka membuatku kaget, bukan cuma saya yang kaget ternyata teman-teman mahasiswa angkatanku pun kaget dan heran. Kok, angka sebesar itu menjadi syarat untuk melakukan KKN??? Bayangkan saja, angka 1. 300. 000 merupakan biaya yang harus kami bayar untuk mengikuti program KKN ini.

Lantas mengapa saya heran...??? Yah, ketika saya bandingkan antara pembayaran KKN pada tahun sebelumnya sangat berbeda dari tahun ini. Sungguh sangat berbeda jauh. Bisa liat rincian ini.

Rincian Biaya KKN Tahun 2014

Berbeda jauh kan..??? 
Yah, walaupun dalam hal ini BBM naik, tetapi jangan seenaknya menaikkan biaya KKN sampai sejauh itu. Kita ini adalah mahasiswa dan bukan seorang pengusaha besar. Kalaupun diantara kami ada yang beruntung merupakan anak seorang pengusaha besar, alhamdulillah.. Tapi yang lainnya..??? Bagimana kalau salah satu di antara mahasiswa ada yang anak seorang tukang becak atau tukang bentor yang setoran perhari orang tua mereka tidak menentu. Atau bahkan ada di antara mahasiswa yang membiayai hidupnya sendiri dengan kerjaan seadanya. Apakah yang disalahkan adalah mahasiswa tersebut? Tidak bisa begitu kan..???

Dengan rincian dana yang seperti itu, seolah-olah kami menjadi korban kesemena-menaan birokrasi kampus. Bukan hanya saya yang tidak menerima, namun seluruh teman-teman saya tidak bisa menerima keputusan seperti ini. Kalau seperti ini, KKN sudah bukan Kuliah Kerja nyata lagi namanya, tetapi menjadi Korupsi Kolusi dan Nepotisme. 

Namun, saya tak ingin anarkis yang tiba-tiba langsung ingin melempari rektorat kampus atau memaksa para pengurus untuk mengubah keputusan secepatnya dengan paksaan yang tidak bermoral. Saya hanya berharap lewat tulisan ini, serta lewat perjuangan teman-teman yang hari ini Senin, 20 januari di bawah rintik-rintik hujan melaksanakan Demonstrasi yang sama sekali tidak anarkis, saya ucapkan selamat memperjuangkan hak-hak mahasiswa seutuhnya. Maaf kawan, saya tak bisa ikut karena bertepatan dengan waktu kuliah saya yang sama sekali tidak bisa untuk tidak dihadiri. 

Semoga perjuangan kita untuk memperjelas Biaya KKN ini akan mendapatkan kemudahan dari Allah yang maha kuasa serta diberkahi oleh-Nya.



Pemilma Raya : Ajang Perang-Perangan Spanduk

"Setiap dari kamu adalah pemimpin, dan bertanggung jawab kepada seluruh yang dipimpinnya"

Lapangan yang hijau, Pepohonan yang rindang, gedung-gedung nan mewah serta binar-binar lampu di malam hari adalah sebuah pemandangan sejuk yang saya dapat ketika pertama kali memasuki kampus ini. Yah, Bukan UIN Alauddin namanya kalau tidak hijau. Begitu kata orang. Entahlah, apakah itu sebuah motto, simbol atau malah sebuah cacian dan hinaan...?? Entahlah... Saya baru di sini dan saya tidak tahu.

Dari hari ke hari saya menginjakkan kaki di kampus (yang katanya) peradaban ini, saya sudah bisa merasakan kesejukan akan aroma hijaunya padang rumput yang terpampang luas. Wawww... Kataku. Selain itu, suasana islami pun tampak selalu menyelingi kehidupan ber kampus di sini.



Namun, cuma beberapa hari itu saja. Kira-kira dua bulan, atau sebut saja beberapa bulan. Perasaan sejuk itu mulai sirna perlahan-lahan, hilang satu persatu. Yang muncul malah perasaan tak enakku dengan kampus ini. Yah, terutama dengan para senior-senior yang sok jago di luar sana, yang mengaku dirinya paling benar di antara para profesor-profesor yang sudah sekian lama duduk manis menjalani pahitnya bangku kuliah. Selain itu, suasana kampus yang sering menunjukkan tidak ber adab, padahal kampus peradaban yang asal katanya adalah ADAB atau berAdab. Namun, sudahlah.... Saya mau cepat-cepat selesai dan keluar dari tempat ini, tapi tentunya dengan IPK yang memuaskan.

Tepatnya sekitar bulan ketujuh saya kuliah di sini, saya kaget dengan sebuah keadaan yang begitu aneh menurutku. Yah, akan diadakan pemilihan ketua HMJ, BEM Fakultas, Presiden Mahasiswa baru kala itu yang beken disebut PEMILMA RAYA. Saya katakan wawww.. lagi waktu itu...!!! Mengapa saya bilang wawww...??? Yah, karena suasana PEMILMA tersebut yang membuatku terkatung-katung.

Singkat cerita, acara pemilihan pun tiba dengan keadaan saya masih sebagai mahasiswa baru yang tak dan tak tahu menahu tentang seluk beluk acara seperti ini. Kalaupun acara pemilihan ini sama halnya acara pemilihan ketua osis baru di pesantren, saya sudah menimbang-nimbang kemungkinan yang terjadi. Palingan akan ada teriak-teriakan yang kencang ketika perhitungan suara. Saya sudah perhitungkan itu semua. Akan ada calon yang kalah dan bersedih serta akan muncul ketua baru yang berbangga diri dan segera memberikan sambutan. Sementara saya menimbang-nimbang hal tersebut dan seketika ingin memasuki ruangan Tempat Pemilihan, tiba-tiba saya tersontak kaget dengan perlakuan seorang senior yang menodongkan sebuah senjata tajam ke arah saya sambil menyuruh dengan paksa alias mengancam untuk memilih salah satu calon kandidat. Yah, saya yakin dia adalah Tim Suksesnya. Wahhh... Bukan hanya pemilihan presiden yang ada tim suksesnya, Fikirku. Cuma calon ketua BEM saja punya Tim Suksessss...!!





Dan kalian sudah bisa tebak kan, yang saya pilih siapa???
Yah, betul sekali, saya mencoblos seluruh gambar wajah setiap calon ketua waktu itu dengan perasaan jengkel sambil membayangkan kalau paku yang saya gunakan untuk mencoblos adalah senjata tajam tadi yang disuguhkan ke arahku. Kejam kan..??? AH, itu tidak sekejam perlakuan mereka...

Semenjak acara PEMILMA yang saya rasakan ketika itu, saya tidak peduli lagi dengan PEMILMA yang diadakan selanjutnya. Tahun berikutnya, acara PEMILMA kembali digelar tetapi tak ada sesuatu yang bisa saya ceritakan karena saya menghadiri acara tersebut cuma beberapa menit saja, karena kebetulan teman satu angkatan saya yang menjadi calonnya da kebetulan lagi dia adalah teman dekat saya. Selebihnya, saya langsung pulang dan tidak memikirkannya.

Nah, pada tahun inilah, tahun ketiga saya kuliah sekaligus tahun ketiga saya mendapati Acara PEMILMA di kampus ini. Sangat banyak perbedaan yang mencolok dari PEMILMA sebelum-sebelumnya. Yah, mungkin sudah banyak sekali yang ingin menjadi nomor satu di Jurusan, Fakultas dan kampus ini. Dan yang saya herankan, kebanyakan dari mereka yang ingin menjadi nomor satu (katanya), justru mereka yang tak pantas untuk ditiru. Rambut acak-acakan, Pakaian tak karuan, pakai sandal, celana sobek-sobek dan lebih parahnya IPK nya itu loh yang 2,5 saja tidak sampai. Tapi, cuma sebagian kok, ada juga kandidat yang tidak seperti itu.

Namun, pada PEMILMA di tahun 2014 ini, yang menjadi ciri khas utamanya adalah adanya perang spanduk yang dilakukan oleh seluruh kandidat. Selain itu, di dalam spanduknya terpampang foto kandidat yang sangat memohon untuk dipilih. Yah, memohon...!! Macam-macam model spanduk yang dibuat oleh tim suksesnya. Kalau menurut saya, spanduk yang paling keren lah yang akan lebih bersinar. Dan spanduk yang keren itu, adalah hasil dari tim sukses yang  menguasai desain grafis. Jadi, artinya tim sukses yang bisa desain graifs lah yang akan lebih membantu dalam PEMILMA ini. Bukan hanya itu, di dalam spanduk yang sempat mengotori jalan-jalan serta dinding-dinding di kampus itu pun memiliki kata-kata unik dan menarik yang ditulis di samping foto kandidat. Macam-macam...!!! Lagi-lagi tergantung kepada tim suksesnya... Yang harus begadang berhari-hari demi berpartisipasi membantu kadidatnya untuk memenangkan PEMILMA kali ini.

Dan itulah kenapa judul tulisan ini Perang Spanduk.
Baru masuk saja, kita sudah bisa lihat digerbang-gerbang, beberapa foto kandidat yang akan dipilih. Lewat gerbang pun, ada deretan spanduk yang agak kecil, tapi walaupun kecil tapi itu memenuhi jalan sepanjang kampus. Bukan hanya itu, sampai depan fakultas, tak kalah ramainya dengan spanduk calon BEM fakultas masing-masing. Saya kira, pemandangan foto-foto serta kata-kata kandidat berhenti sampai di situ. Pas ketika saya ingin mencari-cari sebuah informasi di mading, Eh, tak ada satupun info yang saya dapat, yang ada cuma poster-poster calon ketua HMJ masing-masing jurusan yang tidak memungkinkan untuk membuat spanduk. Wetsss... o, iyya hampir saya lupa. Para kandidat pun punya sebuah singkatan-singkatan khusus yang dapat menarik minat mahasiswa untuk memilihnya. Pokoknya macam-macam lah, intinya mereka semua minta didukung.

Hari pemilihan pun tiba.
Kampus yang dulunya agak sepi, kini terlihat sangat ramai. Yah, ramai karena dipenuhi oleh desak-desakan para mahasiswa yang ingin memilih seorang kandidat untuk menjadi ketua di jurusan, fakultas serta kampus ini. Yang saya herankan ketika melihat seluruh kandidat berubah secara drastis. Baik dari segi pakaian, tingkah laku, senyuman dan lain-lain. Mereka tampak lebih sopan. Yah, tentu saja itu akan mempengaruhi pilihan dari para mahasiswa. Macam-macam trik yang mereka lakukan. Saya sempat cekikikan melihat itu semua. Bayangkan saja, baru masuk gerbang kampus, saya langsung dijemput oleh seorang mahasiswa yang minta dipilih. Selanjutnya saya menuju fakultas, eh ada lagi kandidat lain yang langsung menjemput saya bahkan mengantarkan saya langsung menuju ruempa pemilihan. Wahhh.. Wahhh...!!!

Saya harap hal seperti ini bisa bertahan ketika para kandidat terpilih mengemban jabatan ketua nanti. Tidak berubah dari segi penampilan, tingkah laku, dan rasa sosial mereka. Walaupun saya sama sekali tidak tertarik dengan dunia politik yang apalagi cuma ada di ruang lingkup Kampus, namun saya juga kadang merasa terhibur dengan tingkah-tingkah para kandidat yang sangat memohon untuk dipilih. Beragam bahasa yang mereka gunakan pun tidak jarang membuatku hampir tertawa terbahak-bahak.

Yang jelas, apapun itu, pergantian ketua dari HMJ, BEM F, dan BEM Universitas sama sekali tidak berpengaruh dalam hidupku kuliah di sini. Sama sekali tidak. Intinya, saya ingin cepat-cepat selesai dari sini, dapat IPK memuaskan dan selanjutnya mengejar cita-cita dan harapan...!!!

Sukses buat HMJ, BEM Fakultas serta BEM Universitas terpilihhh...!!!!!