KABEL
Kopi hitam yang pahit beserta ubi goreng yang super panas plus sambal yang kelihatannya
tradisional sekali karena tercampur bersama daun cemangi. Wueekkss….!!! Kalau
Cuma sekedar ubi goreng, lidahku yang punah ini tidak akan protes, tapi kalau
disertai sambal tradisional yang kental sekali. Bweehhhh.. rasanya lidahku ini
tak akan sanggup menahan bau dan rasanya yang sangat menyengat. Daun cemanginya
yang sangat banyak serta tercampur dengan warna ke kunig-kuningan, tak tau apa
namanya membuatku agak jijik memakannya. Walaupun Ihsan sangat lahap menikmati
ubi goreng buatan daeng kanang itu.
"saya sudah bilang San, sambal itu sudah kadaluarsa kayaknya….!!
bisik saya kepada Ihsan karena takut ketahuan oleh pemilik kantin.
"saya nda peduli, yang penting saya kenyang.. sudah dari tadi
pagi belum makan soalnya.. hehehe…!!" protes Ihsan sambil
ketawa-ketiwi.
Muhammad Ihsan Palogai, hari ini kau begitu rakus. Akan ku tulis di my
diary malam ini.. hahaha.. pikirku dalam hati.

Tetapi okelah, lupakan saja, itu tak akan membuat Ihsan berhenti melahap
ubi goreng yang katanya tak ada di kampung halamannya. Saya pun dari tadi
pura-pura tidak memperhatikan dia.
Kuluruskan pandanganku ke semua sudut-sudut dan isi kantin, ternyata
saya baru sadar, di kantin sudah dipenuhi oleh beberapa geng yang sedang asyik
bicara yang aneh-aneh agar mereka bisa
tertawa walaupun ceritanya tidak lucu. Dan,
lima geng yang sangat berpengaruh di fakultas kami, ada di kantin semua.
Wah.. pasti rame sekali.
Dua meja di samping kami adalah tempat berkumpulnya 6 cowok super
gondrong yang senangnya bergumul di dunia luar. Mereka pun menamainya SALAM atau
Sahabat Alam. Hahaha… nama yang unik menurutku. Cuma sayang, mereka cuma
bisanya di daerah pegunungan saja dan nongkrong di kantin ini sambil melingkar.
Tiap pagi, siang bahkan sore siapapun bisa menemukannya sedang bermain joker
bersama ke enam anggotanya.