Tampilkan postingan dengan label to be continued. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label to be continued. Tampilkan semua postingan

To Be Continued (5)


INILAH PERATURANNYA…..!!!

Hari jum'at, hari pertama untuk mengurus KRS, sekaligus Masa Orientasi untuk calon MABA. Dalam KRS tersebut, mata kuliah yang di akan di kuliahkan ada 8 mata kuliah. Pada semester kali ini aku dan kawan-kawan di tuntut untuk lebih serius dalam belajar. Yahh… ma'lum, ini kan sudah tahun ketiga saya kuliah.
Yahhh.. dengan IQ yang katanya 142, seharusnya saya bisa medapat nilai yang istimewa. Namun, kenyataan yang terjadi, jarang sekali saya dapat nilai yang begitu memuaskan. Hmmm…
Pengurusan KRS kali ini di beri waktu 6 hari berturut-turut. Yang di mana kalau KRS tersebut tidak di selesaikan sebelum batas akhirnya, hmmm.. good bye, mahasiswa tersebut akan tidak terdaftar sebagai mahasiswa semester ganjil aliyas CUTI.
Raihan, Ihsan dan aku berusaha untuk menyelesaikan KRS kali ini cukup dengan satu hari saja. Yang artinya, kami harus bersusah payah untuk minta tanda tangan pak Dekan, penasehat akademik dan para orang-orang berpengaruh lainnya. Kami pun berharap-harap cemas menunggu hasil ujian kemarin. Semester lalu, aku, Raihan, dan Ihsan dapat IPK yang sama, yaitu 3,90. Tinggi kann..??? hahaha… semester sekarang sepertinya akan berubah.
Dan benar saja, setelah kami melihat nilai di ruangan jurusan kami, ternyata IPK saya menurun jadi 3,80. Raihan menurun jadi 3,75. Dan yang terendah yaitu Ihsan, dengan IPK 3,72. Namun untungnya, nilai-nilai tersebut di atas standar lah dan terlebih lagi kami tidak perlu mengulang untuk mata kuliah yang rendah.
Alhamdulillah… KRS yang ku taksir akan selesai sampai sore, ternyata tidak butuh banyak waktu. Bahkan sebelum sholat dhuhur, KRS kami pun sudah terkumpul rapi di ruang jurusan.
Pulang dari urus KRS, aku dan KABEL merayakan keberhasilan kami di mall. Kami makan dan nonton. Bahkan, kami sempat bertemu SALAM, COKER SABAD, CEPEN dan juga PRETTY WOMEN yang sedang merayakan keberhasilan mereka juga. PRETTY WOMEN kelihatannya sangat bersyukur karena IPK mereka pas dengan standar. Aku melihat wajah Friska begitu pucat menunggu nilainya keluar. Friska sudah yakin dirinya berada di ambang tidak lulus dan semua oang setuju dengan hal itu. Mungkin sekarang dia sangatt bersyukur atas karunia ini dan menuju semester lima.
Sambil manyantap makanan syukuran kami, aku pun menceritakan pengalamanku menghilang dari peradaban sejak senin hingga rabu.
"wahhhh… capek sekali….!!!!" Seruku, tergesa-gesa meminum segelas cola tanpa pipet.
"hahahaha… terus bagaimana lagi fren?" Ihsan sudah tak sabar mendengar ceritaku berikutnya.
"yah, begitu deh!! Tuh toko rame sekali. Ihhh… masa istrahat sebentar saja dapat marah dari wakil manager, padahal cuma wakil, tapi berlagak sok jadi bos.
"tapi kamu tidak menyerah, kan? Kamu masih bisa tahan kan?"
"Ya… untungnya bisa. Karena bukan Cuma marah yang ku dapat dari toko itu, saya juga dapat senyum dari para cewek-cewek, hehehe… tapi….
"Tapi kenapa Ian?"

To Be Continued Story (4)


HAH…… MONSTER..????

Hm….. Akhirnya tidak sia-sia juga saya menggunting lowongan kerja pegawai di Koran." Ihsan menyerahkan potongan-potongan kecil kertas Koran itu padaku.


"Ya ampun, makasih nih Ihsan. Untung ada kamu. Iihhh.. saya benar-benar menyesal tadi pake lari-lari segala waktu mau ambil HP di kelas. Coba saya jalan saja, mungkin saya tidak harus cari uang untuk ganti laptopnya nyonya Friska."
"Kamu punya tabungan? Atau yang lainnya yang bisa membantumu?" Raihan merangkulku.
"Kalau tabungan, ada… tapi Cuma dua jutaan. Dikit sekali.!"
"Ya sudah, selamat kerja keras, ya! Kalau ada apa-apa, jangan takut buat nelpon saya!" Raihan memukul-mukul pundakku.
"Yakin, kamu tidak butuh bantuan kami?" Ihsan menatapku dengan serius.
"Kan, saya sudah bilang tidak usah, terima kasih. Nanti saya repotin kalian. Tak apa kok, biasa saja lah, saya kan laki-laki. Saya bisa urus ini semua. Tenang saja fren…. Sebagai laki-laki, saya akan berusaha semampuku untuk urus masalahku yang satu ini, nah.. kalau saya dapat kesulitan nanti, kan… ujung-ujungnya kembali ke kalian juga, hiihihi… gi mana?" Kataku sambil merangkul kedua kawanku itu.
"Siip lah…!!" Jawab mereka bersamaan.
Aku pun bangkit dan memasukkan potongan Koran tersebut ke dalam ranselku. Kemudian aku melambai, pulang duluan meninggalkan mereka.
"Saya pulang duluan yah."
"Iyyaa… Hati-hati.." seru mereka bersamaan, melambai.
Aku berbalik meninggalkan mereka. Dan dari kejauhan, aku masih bisa mendengar pembicaraan mereka.
"Malem nanti chatting, yuk.!"
"Oke… saya tunggu kamu jam delapan!"

To Be Continued Story (3)

Kisi-kisi Akuntansi

HOOPPPP…!! Saya menarik Friska, mencegah badannya terjatuh. Friska yang merasa oleng sesegera mungkin berusaha untuk mengendalikan dirinya sendiri. Dan berhasil berdiri setelah beberapa detik kemudian. Namun, entah mengapa, secara reflex saya juga masih menjaga Friska dari kemungkinan dia terjatuh lagi.
Sebelum Friska mencoba menyela tanganku, aku sempat berfikir… astaga.. apa yang kulakukan saat ini? Mungkinkah Friska berfikir buruk soal ini? Atau dia malah kagum dengan saya karena telah menolongnya?
Beberapa pertanyaan terlontar dari hatiku yang masih kebingungan saat ini. Friska pun terdiam sesaat, kami bertatapan satu sama lain hingga akhirnya kami menyadari status kami.
" Lain kali hati-hati dong." Kataku sinis.
" kamu jangan pegang-pegang aku ya," Friska pun cepat-cepat menuju kantin. Mukaku kesal namun hatiku tersenyum dengan sendirinya.
Wahhh.. cewek apaan dia? Sudah di tolong, bukannya bilang terima kasih malah langsung marah-marah. Andai saya tau dia begini, saya tak akan sudi menolongnya." Pikirku dalam hati.
" KAMU tadi dari mana Ian?" Tanya Raihan ketika mendapatkan tempat yang pas di dalam angkot.
Saya langsung duduk di sampingnya dan langsung membersihkan ujung celanaku yang terkena debu ketika naik tadi. "Kemana kapan?" tanyaku.
"Tadi… Waktu abis stempel kuitansi SPP. Kamu hilang begitu saja. "
Oh.. iyya, aku berfikir, kan tadi saya dari membelikan Bu Asni makanan bareng Friska. "Ngg.. nggak ke mana-mana, ruang Fakultas tadi penuh, jadi agak lama ngantri di situ. Aku pun mengibaskan tangan ke pundak Raihan, mencoba mengatakan kalau nggak ada apa-apa.
" Saya pikir kamu menyembunyikan sesuatu dari saya. Iyya kan..?? ayo.. kasitau saja lah. Kamu tadi dari mana. Tadi siang kamu kenapa." Raihan menatapku dengan serius.
"Ya ampunn….!! Tidak kemana-mana kok Raihan."
Kupasang mimik dengan senyuman yang lebar berusaha memantra-mantrai Raihan agar percaya dengan ucapanku tadi dan agar mau pindah dari pokok pembahasan ini.
" Ayo Ian, pasti kamu mau menyembunyikan sesuatu, saya mau tau lah, apa yang terjadi sama kamu." Please dong…!!"

to be continued story (2)

OHHH… LAPTOP…!!

Saya membuka pintu kamar dengan agak tergesa-gesa, ketika sepupuku Cika yang saat ini masih kelas 3 SMA sedang asyik duduk-duduk membaca novel di atas sofa yang baru di beli mamaku. Akupun langsung menutup telinganya dari belakang dan menyuruhnya mencoba menebak "ayo, siapa saya??".
"Woii.. ini telingaku. Cika berusaha melepaskan tanganku dari telinganya. Kemudian mengarahkan tanganku ke matanya sendiri dan mulailah dia menebak. Nggg… siapa yah…???."
Aku pun ketawa cekikikan. Kalau orang normal, pasti tau kalau itu saya, atau setidaknya tidak memindahkan tanganku ke matanya. Tapi, dasar Cika. Sepupuku yang satu ini, saking akrabnya dengan saya, sampai-sampai dia menganggapku sebagai kakaknya. Saya sebenarnya berniat untuk tutup matanya saja. Tetapi ku ganti dengan menutup telinganya. Yahh… sekedar lelucon lah..!! Lagi pula saya yakin kok. Cika tau kalau ini adalah aku.
"Ayo.. ayo… tebak siapa saya..??" aku tertawa kecil. Cika mengigit jarinya. Sambil mencoba berfikir. "Ngng…..!!! Naruto…?"
Hahaa… tentu saja bukan..!! ayoo.. sedikit lagii..!! ayo tebak siapa..??
"kalau bukan Naruto, berarti doraemon..?? nobita…?? Power ranger merah..?? atau Patrick temannya spongebob..??"
Haa… masih belum bisa tebak..?? langsung ku pindahkan tanganku ke atas kepalanya. Dan langsung ku acak-acak rambutnya yang baru saja dia sisir dengan rapi dengan penuh perjuangan. "Ihhh… mana novelnya…??" seruku sambil tertawa keras sekali.
"ampun… Ampun…!! Cika berusaha melepaskan tanganku
dan menjauh kembali duduk di sofa yang satu. "hahaha… kamu dari mana saja kak…!! Kerja di Alfa Mart yah, terus ambil jam malam..?" sampe pulang malam begini..??"
Hahhh… kerja di Alfa mart apaan? Jam malam? Enak saja..?? saya pun melepaskan Ransel Bob Marley ku dan berjalan menuju kamar untuk menyimpannya. Setelah saya keluar dari kamar, saya pun langsung ke Cika..!! "mana novelnya..??" Sahutku sudah tak sabar lagi.
Iyya.. iyya… kak..!! sabar.. ada di tas saya..!! tenang saja kak, saya bawa banyak kok…!! Hahaha..!!!
Ehh, rambut kamu di rebonding yahh..???

to be continue story.... ( 1 )


KABEL

Kopi hitam yang pahit beserta ubi goreng  yang super panas plus sambal yang kelihatannya tradisional sekali karena tercampur bersama daun cemangi. Wueekkss….!!! Kalau Cuma sekedar ubi goreng, lidahku yang punah ini tidak akan protes, tapi kalau disertai sambal tradisional yang kental sekali. Bweehhhh.. rasanya lidahku ini tak akan sanggup menahan bau dan rasanya yang sangat menyengat. Daun cemanginya yang sangat banyak serta tercampur dengan warna ke kunig-kuningan, tak tau apa namanya membuatku agak jijik memakannya. Walaupun Ihsan sangat lahap menikmati ubi goreng buatan daeng kanang itu.
"saya sudah bilang San, sambal itu sudah kadaluarsa kayaknya….!! bisik saya kepada Ihsan karena takut ketahuan oleh pemilik kantin.
"saya nda peduli, yang penting saya kenyang.. sudah dari tadi pagi belum makan soalnya.. hehehe…!!" protes Ihsan sambil ketawa-ketiwi.
Muhammad Ihsan Palogai, hari ini kau begitu rakus. Akan ku tulis di my diary malam ini.. hahaha.. pikirku dalam hati.
Siang yang sangat cerah tapi tidak terlalu panas, saya dan kedua kawanku sedang menikmati jajanan yang sangat aneh menurutku. Saya tadi sudah bilang kepada mereka kalau kita pesan ayam lalapan saja. Tapi karena mereka bilang tidak bawa cukup banyak uang jadi membuatku terpaksa nongkrong ke kantin sebelah yang ternyata Ihsan membuat keanehan, dia memesan ubi goreng sebanyak Rp 20. 000 yang harganya Cuma 500 perak satu buahnya. Padahal kita Cuma bertiga… wahhhh… bisa di bayangkan kan….!!!
Tetapi okelah, lupakan saja, itu tak akan membuat Ihsan berhenti melahap ubi goreng yang katanya tak ada di kampung halamannya. Saya pun dari tadi pura-pura tidak memperhatikan dia.
Kuluruskan pandanganku ke semua sudut-sudut dan isi kantin, ternyata saya baru sadar, di kantin sudah dipenuhi oleh beberapa geng yang sedang asyik bicara yang aneh-aneh agar  mereka bisa tertawa walaupun ceritanya tidak lucu. Dan,  lima geng yang sangat berpengaruh di fakultas kami, ada di kantin semua. Wah.. pasti rame sekali.
Dua meja di samping kami adalah tempat berkumpulnya 6 cowok super gondrong yang senangnya bergumul di dunia luar. Mereka pun menamainya SALAM atau Sahabat Alam. Hahaha… nama yang unik menurutku. Cuma sayang, mereka cuma bisanya di daerah pegunungan saja dan nongkrong di kantin ini sambil melingkar. Tiap pagi, siang bahkan sore siapapun bisa menemukannya sedang bermain joker bersama ke enam anggotanya.